Menarik bagaimana kita mengetahui peran Pak Agung yang sebenarnya. Pak Agung mungkin memang menjadi ladang yang bagus untuk kita eksplorasi. Bagaimana tidak? Adengan yang sekiranya dianggap kebanyakan sinefil sebagai Plot Hole rupanya memang sengaja digunakan sebagai media untuk kita berimajinasi.
Mungkin mereka salah satu golongan yang belum mengenal cergam dan arah dari Jagat ini. Mereka lupa bahwa baik versi komik maupun film berbeda inti sari cerita walaupun ini merupakan sebuah comic book movies.
Tapi ya patut kita maklumi bahwasanya komik kita telah mati suri sejak lama. Mungkin inilah waktunya untuk mengedukasikan lagi salah satu kekayaan yang kita miliki ini. Dan cukup basa-basinya, mari kita bahas!
Perang Idealisme
![]() |
Dokumentasi : Feelsafat.com |
Well, memang kenyataanya buah dari pemikiran akan terus mengakar hingga kiamat tiba. Begitu pula pemikiran dari dua kelompok yang diwakili oleh Pak Agung dan Ghazul ini. Keduanya mempunyai ideologi masing-masing. Entah mengapa gue melihat film Gundala dan superhero lainnya hanya sebuah pertunjukan antara Baik vs Jahat yang memang dikemas dalam berbagai sampul menarik. Masalahnya adalah, gue merasa dibodohi dengan permainan cerita di film ini yang nampaknya mudah ditebak. Rupanya easter egg disini cukup banyak, ditambah lagi dengan beberapa adegan yang hanya muncul di komik. Pelengkap yang amat wajib kita punya.
Jadinya gue sulit menerka siapa yang punya kepentingan dan apa dasar dari pertengkaran ini. Gue akui gue lebay tapi ya ketidaksabaran membuat gue mencintai kelanjutan dari Jagat ini.
Menderita Adalah Hal Wajib
Sancaka mungkin bukan Gundala pertama. Tapi sebagai penerus dari kebajikan Yang Agung. Tentu Jokan realistis dengan tidak membuat Gundala kuat mendadak lalu menjadi Jagoan Instan. Tidak. Dia ingin Gundala kita menjadi adiwira/adisatria* yang tidak memiliki proses kehidupan yang panjang. Gue sangat percaya seleksi alam merupakan yang terbaik untuk orang baik seperti karakter kita, Gundala.
Terlebih menurut gue adalah hal yang seru jika kita menyaksikan bagaimana pederitaan dapat membentuk atau menghancurkan hidup seseorang. Sancaka dan Pengkor melalui penderitaan yang sama sulitnya. Namun mereka memilih jalan yang berbeda pada akhirnya.
Dan itulah mengapa menurut gue Gundala sudah cukup baik untuk menjadi sebuah pembuka. Bukan yang terbaik, tapi sudah cukup. Karena kedepan gue harap akan ada film lain yang lebih bagus dari ini. Dan mungkin film ini akan mejadi standar minimal film pahlawan super kita.
(*) Adisatria : Merupakan sebutan Superhero dalam bahasa Indonesia.
Komentar
Posting Komentar